Senin, 29 Oktober 2012

                                                      One Day No Rise,Why ?

             Mungkin masih asing di telinga kita jika mendengar orang sehat ogah makan nasi. Logikanya hanya orang-orang  tertentu yang "berpantang" atau "dilarang" makan nasi. Bagi orang Indonesia pada umumnya, belum dikatakan makan jika seseorang belum makan nasi. Hal itu memang benar berlaku bagi siapa saja yang merasa tulen Indonesia. Walaupun pagi hari sarapan dengan setangkup roti dengan olesan mentega bertabur mesis, tetap saja kalau ditanya " Sudah makan belum?" jawabannya pasti "Belum makan." Itu dulu!   
             Sekarang masyarakat kita sudah mulai cerdas dalam memilih makanan yang sehat bagi dirinya.Seiring dengan perkembangan  zaman, sebagian orang terus memantau laju perkembangan dunia kesehatan saat ini. Sejalan dengan itu pula, semakin banyak teknologi canggih yang tercipta, semakin banyak pula penyakit yang kita temui. Jika kita kembali ke masa lalu, masyarakat kita belum mengenal teknologi canggih, makanan instan hampir tidak kita jumpai.Pewarna yang digunakan semua berasal dari alam, seperti kunyit, daun pandan, suji, daun jati, dan masih banyak lagi tumbuhan yang bisa dimanfaatkan.
              Para petani tempo dulu hanya mengandalkan pupuk kandang dan kompos (organik) untuk menyuburkan tanamannya. Membasmi hama   dan gulma masih menggunakan cara-cara tradisional.Untuk membuang semut yang mengganggu pada tanaman, petani biasa menggunakan daun kelapa kering yang dibakar dan didekatkan pada pohon yang terdapat semut. Sementara menghilangkan tanaman pengganggu (gulma) mereka lebih senang mencabut atau mengoretnya menggunakan alat tradisional-mungkin karena lahannya masih sedikit.
               Berbeda dengan petani saat ini. Mereka lebih banyak menggunakan pupuk nonorganik untuk menyuburkan lahan pertaniannya. Pestisida dan insektisida nonorganik paling ngetop di kalangan petani. Baik petani penggarap maupun petani pemilik lahan. Hal ini tanpa kita sadari bahwa bahan- bahan berbahaya tersebut telah mengintai kesehatan penggunanya (konsumen). Buah dan sayur yang kita konsumsi setiap hari bisa saja berasal dari lahan-lahan tadi.Lalu bagaimana dengan nasi yang kita makan?
               Nasi merupakan makanan pokok sebagian orang Indonesia, yang banyak kita ketahui adalah sebagai sumber tenaga. Energi yang dihasilkan /100gr beras menurut Ayu Rini dalam bukunya "Sehat dengan Lauk Herbal" terdapat 355 (1485). Sementara jagung 360 (1505), kentang 115 (480), dan singkong 340 (1425). Kalori yang dihasilkan beras 350 kalori, jagung 320 kalori, singkong 136 kalori, dan kentang 85 kalori.(Sjahmien Moehji, 17 ; 2007).  Berdasarkan perhitungan itu maka banyak orang lebih suka makan nasi ketimbang makanan pokok yang lain.Dengan memakan nasi orang akan merasa lebih kenyang. Walaupun sudah makan dua kerat roti + bakwan jagung masih belum nendang.
               Sadarkah kita pada sebuah penelitian terbaru di Amerika oleh Consumer Report, mengatakan bahwa telah ditemukan arsenik dalam beberapa sampel produk beras. Arsenik adalah unsur nonlogam, metaloid mengilap berwarna abu-abu dalam bentuk elemen yang terjadi secara alami di kerak bumi menyebar di dalam tanah dan mengontaminasi kandungan air tanah melalui proses pelapukan sehingga
 menjadi zat racun yang membahayakan tubuh. Arsenik yang terkandung dalam beras ini dihasilkan dari proses alami yang menyebabkan elemen racun itu masuk mulai padi ditanam sampai tumbuh. Food and Drug Administration (FDA) segera menetapkan  batas level aman kandungan arsenik dalam beras. Arsenik yang ditemukan FDA saat ini  melebihi batas level 60 pada padi.
              Zat ini merupakan elemen yang ditemukan di alam maupun pada produk-produk pertanian termasuk pestisida. Arsenik level rendah ditemukan di tanah, air, dan udara. Unsur ini diserap oleh tanaman melalui tanah ketika tumbuh. Pupuk yang digunakan jika berasal dari kotoran ayam dengan pakan yang mengandung arsenik   mengakibatkan lahan pertanian terkandung bahan beracun ini. Jika kita abaikan hal ini akan   terus masuk dalam tubuh kita melalui makanan yang kita makan.
              Bahaya racun ini dapat mengubah sistem kerja komunikasi dalam sel dan mengurangi kemampuan kerja dalam tubuh, yang dapat menimbulkan bermacam penyakit, seperti jantung, paru-paru, diabetes, kanker, dan gangguan pada pembuluh darah. Walau demikian arsenik juga memiliki manfaat bagi dunia industri, seperti untuk pembuatan pestidisan dan pengawetan kayu. Arsenik bisa terdapat dalam buah-buahan, sayuran, maupun makanan laut. Arsenik menempati level tertinggi pada beras kemudian sayuran. Namun demikian kita tetap berharap kalau beras di Indonesia masih dalam level aman untuk dikonsumsi, mengingat masyarakat kita masih belum bisa berpaling dari nasi.FDA saja masih belum memiliki informasi yang cukup untuk merekomendasikan konsumen beralih konsumsi selain beras. Namun, baik FDA maupun Consumer Report tetap menyarankan agar konsumen tidak hanya bergantung pada nasi.
Mungkin paparan di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa kita dianjurkan mengurangi konsumsi nasi.
               Anjuran ini sangat sesuai dengan program pemerintah yang sedang digalakkan untuk "Sehari Tanpa Nasi." ( One Day No Rise).  Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, juga menjaga ketahanan pangan nasional. Yang jelas makan lebih variatif. Sehari tanpa nasi, siapa takut !!!

                                                                                   Dari berbagai sumber
            
             

Daftar Nilai Mid Semester Gasal Bahasa Indonesia